AllFreePapers.com - All Free Papers and Essays for All Students
Search

Pertumbuhan Industri Konstruksi Di Indonesia

Autor:   •  June 10, 2016  •  Article Review  •  1,193 Words (5 Pages)  •  954 Views

Page 1 of 5

Pertumbuhan Industri Konstruksi di Indonesia

Pertumbuhan industry konstruksi di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang sangat menjanjikan. Hal tersebut sangat didukung dengan kebijakan pemerintahan Jokowi yang memfokuskan ekspansi-ekspansi pada proyek pembangunan infrastruktur seperti penataan sistem transportasi dan juga pengembangan energy yang ramah lingkungan. Berdasarkan data yang di dapatkan dari market research reports, industry konstruksi di Indonesia memiliki pertumbuhan yang sangat menjanjikan dari tahun 2009 hingga tahun 2013 dengan pencapaian average annual rate sebesar 7%. Tingginya investasi di bidang konstruksi membuat industry ini mencapai peridoe peninjauan tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate atau CAGR) sebesar 27.11%.

Pertumbuhan tersebut diprediksikan akan tetap kuat selama beberapa tahun ke depan yang disebabkan oleh focus pemerintah dalam memajukan infrastruktur Indonesia serta penerapan Multi Year Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development atau yang disebut dengan MP3I. Berdasarkan kebijakan tersebut, diperkirakan industry konstruksi di Indonesia akan menghasilkan peningkatan output dari tahun 2014 hingga tahun 2018 (forecasted period CAGR) sebesar 15.90%.

Berdasarkan data yang didapatkan dari BMI Research, pembangunan kawasan residensial dan non residensial memberikan kontribusi terbanyak pada peningkatan pertumbuhan konstruksi di Indonesia. Dimulai dengan peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2016 sekitar 6.8% yang kemudian diikuti dengan prediksi peningkatan pertumbuhan sebesar 7.3% di tahun 2017. BMI research juga memprediksikan bahwa persentase pertumbuhan tersebut akan terus meningkat dari tahun 2018 hingga tahun 2025 yang diperkirakan akan mengalami rata-rata peningkatan pertumbuhan sebesar 8.1%.

Prediksi pertumbuhan infrastruktur tersebut dibuat dengan mempertimbangkan dampak positif yang akan diterima oleh para pemain di industry konstruksi sehubungan dengan beberapa peraturan pemerintah yang antara lain :

  1. Penghapusan subsidi BBM yang mana biaya subsidi sekitar 18 milyar USD tersebut akan dialihkan untuk pembangunan proyek infrastruktur (December 2014).
  2. Pengimplementasian One Stop Security (OSS) yang diawasi oleh BKPM untuk mempermudah proses dan langkah-langkah dalam berinvestasi, terutama untuk investor asing (January 2015).
  3. Suntikan modal untuk proyek infrastruktur sebesar 3 milyar USD yang akan diterima oleh badan usaha milik Negara yang beroperasi di bidang konstruksi untuk melakukan pengembangan infrastruktur (February 2015).
  4. Revisi terhadap peraturan pembebasan tanah, dimana pemerintah mengeluarkan dekrit presiden no 30 tahun 2015 yang berguna untuk merevisi amandemen no 2 yang dikeluarkan pada tahun 2012 mengenai syarat dan proses pembebasan lahan. Di peraturan yang telah direvisi tersebut, proses dan syarat pembebasan tanah akan menjadi lebih mudah dan tidak berbelit apabila dibandingkan dengan peraturan sebelumnya.
  5. Penerapan Private Public Partnership (PPP) yang terdapat pada regulasi presiden no 38 tahun 2015, dimana berbagai reformasi ditargetkan untuk memperluas lingkup proyek infrastruktur serta memberikan kejelasan terhadap peran pemangku kepentingan (baik public maupun swasta) dalam proyek infrastruktur yang ada.

Selain itu, pertumbuhan industry infrastruktur dari 2014 hingga 2019 dapat dikatakan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, hal tersebut dapat dilihat pada Lampiran Tabel Key Infrastructure Targets

[pic 1]

Dari table tersebut dapat dilihat bahwa ada 3 target utama yang sangat berpengaruh untuk pembangunan infrastruktur Indonesia yang meliputi konektivitas, basis infrastruktur, dan juga supply air. Dari masing-masing target utama tersebut dapat kita lihat bahwa target-target tersebut mengalami kenaikkan yang signifikan dari tahun 2014 hingga 2019. Konektivitas infratsruktur yang meliputi national road condition, logistic cost, dan public transport market share mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Begitu juga dengan target basic infrastructure yang meliputi electrification ratio,power consumption per capita,household gas network, access to drinking water, access to sanitation, slum area, serta houses backlog mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari tahun 2014 hingga tahun 2019. Untuk water supply, hal serupa dialami pula oleh target infrastruktur tersebut. Terjadi peningkatan yang cukup menjanjikan untuk water supply capacity,per capita storage capacity,reservoir based integration,irrigation network coverage, serta flood prevention design. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi infrastruktur di Indonesia akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan hal tersebut akan membuka peluang besar bagi perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur untuk terus melebarkan sayapnya.

...

Download as:   txt (9.2 Kb)   pdf (265.5 Kb)   docx (119 Kb)  
Continue for 4 more pages »